Thursday, July 27, 2017

Tentang Sekolah Adiwiyata dan SDN Tangerang 15



Tentang Sekolah Adiwiyata  

Beberapa tulisan dari Bagian Paragraf ini diambil dari berbagi Sumber agar tidak menyalahi aturan dan definisi sesungguhnya, yaitu dari :


Pada tahun 2005 dan 2010 Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup, melakukan pembaharuan terhadap kesepakatan 1996, Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan program pendidikan lingkungan hidup pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui program Adiwiyata. Program ini awalnya dilaksanakan di 10 sekolah di Pulau Jawa sebagai sekolah model dengan melibatkan perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang Pendidikan Lingkungan Hidup.

Sejak tahun 2006 sampai 2011 yang ikut partisipasi dalam program Adiwiyata baru mencapai 1.351 sekolah dari 251.415 sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) Se‐Indonesia, diantaranya yang mendapat Adiwiyata mandiri : 56 sekolah, Adiwiyata: 113 sekolah, calon Adiwiyata 103 sekolah, atau total yang mendapat penghargaan Adiwiyata mencapai 272 Sekolah (SD, SMP, SMA, SMK) Se‐Indonesia. Dari keadaan tersebut di atas, sebarannya sebagaian besar di pulau Jawa, Bali dan ibu kota propinsi lainnya, jumlah/ kuantitas masih sedikit, hal ini dikarenakan pedoman Adiwiyata yang ada saat ini masih sulit diimplementasikan.

Dilain pihak Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata, belum dapat menjawab kendala yang dihadapi daerah, khususnya bagi sekolah yang melaksanakan program Adiwiyata. Hal tersebut terutama kendala dalam penyiapan dokumentasi terkait kebijakan dan pengembangan kurikulum serta, sistem evaluasi dokumen dan penilaian fisik . Dari kendala tersebut diatas, maka dianggap perlu untuk dilakukan penyempurnaan Buku Panduan Pelaksanaan Program Adiwiyata 2012 dan sistem pemberian penghargaan yang tetap merujuk pada kebijakankebijakan yang telah ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kemendikbud. Oleh karenanya diharapkan sekolah yang berminat mengikuti program Adiwiyata tidak merasa terbebani, karena sudah menjadi kewajiban pihak sekolah memenuhi Standar Pendidikan Nasional sebagaimana dilengkapi dan diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.19 tahun 2005, yang dijabarkan dalam 8 standar pengelolaan pendidikan.

Dengan melaksanakan program Adiwiyata akan menciptakan warga sekolah, khususnya peserta didik yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di daerah.

Pengertian dan tujuan Adiwiyata

ADIWIYATA mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita‐cita pembangunan berkelanjutan. Tujuan program Adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan

Prinsip‐prinsip Dasar Program Adiwiyata

Pelaksanaan Program Adiwiyata diletakkan pada dua prinsip dasar berikut ini;
Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran.
Berkelanjutan: Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif

Komponen Adiwiyata :

Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 (empat) komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah;
  1. Kebijakan Berwawasan Lingkungan
  2. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan
  3. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif
  4. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan


Keuntungan mengikuti Program Adiwiyata

  1. Mendukung pencapaian standar kompetensi/ kompertensi dasar dan standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
  2. meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi.
  3. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif.
  4. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai‐nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat sekitar.
  5. Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meIalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di sekolah.


Lebih lanjut lagi dari pemahaman global....., 

Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam program ini diharapkan setiap warga sekolah ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta menghindari dampak lingkungan yang negatif.

Tujuan program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah sebagai tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga dikemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama program Adiwiyata adalah mewujudkan kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia.

Secara konsep kelompok didorong untuk mampu melahirkan visi bersama dengan memahami :
  1. apa yang menjadi makna (Definisi), 
  2. menemukan dan mengapresiasi apa yang telah ada dan tentunya itu terbaik (Discovery), 
  3. menemukan apa yang semestinya ada (Dream), 
  4. menstrukturkan apa yang ada (Design) dan 
  5. merawatnya hingga menjadi ada (Destiny), 

sehingga hasilnya akan melampaui dari apa yang dinginkan dan sangat sinergi dengan konteks realitas yang ada dalam kehidupan sekolah.

Manfaat Pengembangan Sekolah Adiwiyata 

  • Merubah perilaku warga sekolah untuk melakukan budaya pelestarian lingkungan.
  • Terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah 
  • Meningkatkan penghematan sumber dana melalui pengurangan sumber daya dan energi.
  • Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi semua warga sekolah.
  • Menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah.
  • Dapat menghindari berbagai Resiko Dampak Lingkungan di wilayah sekolah.
  • Menjadi tempat pembelajaran bagi siswa tentang pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik, dan benar.
  • Mendapat penghargaan sekolah Adiwiyata Tingkat Kota, Propinsi, Nasional dan Mandiri


Pengembangan Kebijakan di lingkungan sekolah 

1.Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Pengembangan kebijakan sekolah tersebut antara lain:

  • Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
  • Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup.
  • Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga kependidikan dannon-kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup.
  • Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
  • Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.
  • Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup.

2.Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan

Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik. Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar yang bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan lingkungan sehari-hari (isu local).

Pengembangan kurikulum tersebut dapat dilakukan antara lain:

  • Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.
  • Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan hidup yang ada di masyarakat sekitar.
  • Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.
  • Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.


3.Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah, masyarakat maupun lingkungannya.

Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

  • Menciptakan kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang lingkungan hidupberbasis patisipatif di sekolah.
  • Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.
  • Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.


4.Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah

Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan perlu didukung sarana dan prasarana yang mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup. Lingkungan Sekolah yang kondusif sangat diperlukan agar tercipta proses pembelajaran yang bermutu. Pemberian pengetahuan dan pembentukan kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat dirasa sangat efektif ketika dilakukan pada siswa  sejak dini. Diharapkan ketikaberada di luar lingkungan sekolah, mampu menerapkan hidup bersih dan sehat seperti saat di sekolahnya.

Sekolah yang berbudaya lingkungan sebagai salah satu wadah peningkatan pengetahuan dan kemampuan siswa memiliki peran penting dalam menyumbang perubahan yang terjadi dalam keluarga. Bagaimana menghargai air bersih, memahami pentingnya penghijauan, memanfaatkan fasilitas sanitasi secara tepat serta mengelola sampah menjadi pupuk tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai komponen terkecil dalam masyarakat perubahan yang terjadi dalam keluarga akan memberi pengaruh pada masyarakatnya.

Pengolahan lingkungan sekolah dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam pengelolaan air, sampah, energi dan halaman yang ada disekitar sekolah.

a)Pengelolaan Air di Sekolah

Ketersediaan air bersih disekolah sangat diperlukan dalam jumlah yang relatif banyak. Hal ini mengingat jumlah warga sekolah yang terdiri dari siswa, guru, dan karyawan dapat mencapai ratusan orang. Sehinga kebutuhan air bersih akan lebih banyak lagi. Jenis kebutuhan air disekolah adalah untuk minum, membersihkan lantai, membersihkan WC, mencuci peralatan laboratorium dan menyiram tanaman.

Sumber air bersih yang digunakan bagi pemenuhan kebutuhan warga sekolah dapat berasal dari air PDAM, sumur gali, sumur pompa, atau sumber mata air, yang dialirkan bagi sekolah-sekolah yang terletak di pegunungan. Untuk mengurangi keterbatasan air bersih disekolah, dapat dilakukan dengan upaya penghematan melalui penentuan prioritas. Misalnya, air bersih hanya digunakan untuk minum dan mengisi bak mandi, sedangkan untuk keperluan lainnya seperti membersihkan WC, membersihkan lantai dan menyiram tanaman gunakanlah air yang berasal dari bak-bak penampungan air hujan.

Selain itu untuk menciptakan suatu kondisi sekolah yang sehat, sekolah harus memenuhi kriteria, antara lain kebersihan dan ventilasi ruangan, kebersihan kantin, WC, kamar mandi, tempat cuci tangan, melaksanakan pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan, bimbingan konseling dan manajemen peran serta masyarakat.

Karena itu sekolah perlu menyediakan bak-bak penampungan air hujan, baik berupa kolam maupun sumur-sumur resapan. Sumber air yang mengisi kolam maupun sumur resapan sebaiknya berasal dari air hujan yang jatuh dari atap bangunan sekolah atau dari air bekas wudhu dan cuci tangan. Kemudian dialirkan melalui saluran pipa-pipa yang menuju kolam maupun sumur resapan, sehingga airnya masih bersih belum bercampur lumpur. Sekolah-sekolah yang berada di negara-negara maju umumnya sudah memiliki teknologi pengelolaan air limbah. Sehingga air bersih yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sekolah tidak berasal dari sumbernya, akan tetapi menggunakan kembali air yang sudah dipakai melalui teknologi air limbah.

Teknologi pengolahan air limbah yang digunakan tentu sangat mahal harganya. Negara kita belum mampu memenuhi hal itu, apalagi diadakan disekolah-sekolah yang jumlahnya sangat banyak. Ada carayang lebih efisien untuk mengatasi keterbatasan air bersih disekolah yang dapat dilakukan oleh warga sekolah. Cara tersebut adalah dengan melakukan penghematan air saat pamakaian dan selalu menutup kran air apabila terlihat terbuka sehingga air tidak terbuang percuma.

b)Pengelolaan Sampah di Sekolah

Agar pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti cara-cara yang baik dan benar. Apa pentingnya pengelolaan sampah disekolah ? Pada prinsipnya semakin sedikit dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka pengelolaannya akan semakin mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena dampak juga semakin sedikit. Tahapan-tahapan pengelolaan sampah disekolah adalah :

Pencegahan dan pengurangan sampah dari sumbernya. Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan organik dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik disetiap kawasan sekolah.

Pemanfaatan kembali sampah terdiri atas :
  • Pemanfaatan sampah organik, seperti komposting (pengomposan) sampah yang mudah membusuk dapat diubah manjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk melestarikan fungsi kawasan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian bahwa dengan melakukan kegiatan composting sampah organik yang komposisinya mencapai 70 % dapat direduksi hingga mencapai 25 %.
  • Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangakan pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastic, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air minum dalam kemasan.
  • Tempat pembuangan sampah akhir. Sisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan secara ekonomis baik dari kegiatan komposting maupun pemanfaatan sampah anorganik, jumlahnya mencapai+10 % harus dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA) disekolah..


c)Pengelolaan Energi di Sekolah

Penggunaan energi di sekolah sangat penting agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Penggunaan energi disekolah biasanya untuk menerangi ruangan-ruangan, menyalakan barang-barang eletronik seperti komputer dan media pembelajaran, mengalirkan pompa air dll. Terhadap fasilitas umum seperti sekolah, hendaknya kita bersama-sama bertanggung jawab untuk memelihara dan menghemat pada saat pemakaiannya. Banyak cara yang dapat kalian lakukan dalam rangka pengelolaan energi disekolah, misalnya melalui penggunaan cahaya matahari untuk menerangi ruangan-ruangan belajar dikelas, perpustakaan, laboratorium, dll. Menghemat pemakaian air karena dialirkan menggunakan listrik, mematikan lampu-lampu yang masih menyala saat siang hari. Mematikan alat-alat elektronik seperti komputer dan televise saat sedang tidak digunakan.     

d)Pengelolaan Halaman Sekolah

Sekolah sebagai tempat belajar perlu memiliki lingkungan yang bersih dan sehat agar tercipta suasana belajar yang nyaman. Kita bisa membayangkan apabila sekolah kita kotor dan tidak sehat, tentu sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar. Pastikan ruangan kelas kalian bersih dari sampah, debu dan bau yang tidak sedap. Bahkan kalian bias menambahkannya dengan wangi-wangian dan tanaman hidup dalam pot. Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat tidak hanya di dalam kelas tetapi juga diluar kelas, seperti di halaman. Halaman sekolah selain di tata keindahannya, juga perlu memperhatikan persyaratan kesehatan. Halaman sekolah yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai macam penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman bagi semua warga sekolah.

SDN Tangerang 15 berupaya terus secara berkesinambungan melakukan hampir seluruh implementasi Program Adiwiyata ini, dan tentunya sangat memerlukan dukungan dari seluruh elemen masyarakat sekolah. Terutama Para orangtua dan Kantin untuk melakukan pemeliharaan sekolah dan penjagaan sekolah untuk tetap bersih dan sehat, nyaman dan asri sesuai dengan koridor tersebutkan diatas.

No comments:

Post a Comment