Friday, September 27, 2013

Obrolan Semalam

26.09.2013

Saat aku sedang mengobati jempoku yg sakit :

Azriel : "mam, aa bahagia deh, punya mami, sperti mami"

Aku : "oh ya? Kenapa sayang ? Mami kan tidak cantik, tidak suka bersolek, tidak seperti mami2 teman2 aa lainnya"

Azriel : "karena mami bisa bikin apa aja, bagi aa, maminya aa gak harus cantik sperti lainnya, bagi aa mami itu cantik".

Aku : "aa liat cantiknya dari mana ?"

Azriel : "mami cantik karena mami baik, karena mami bisa apa aja, semuanya, jadi pembangun waktu bikinin rumah kelinci, bikin jemuran uti, bisa jadi mister maker dan kreasi, mami jago komputer, mami lebih jago ngajinya daripada aa, mami punya rumus macem2 untuk matematika, mami bisa ngomoing inggris kalo jalan2 keluar negeri, semuanya deh, eh mami juga bisa masak yg enak buat aa, juara deh masakan mami."

Aku : "aa juga nanti akan seperti itu kalau sudah besar, bisa segala macam, asal aa belajar yg tekun, yang soleh, yang tidak sombong, terutama yang sabar"

Azriel : "aa bisa kayak mami ya mam ?"

Aku : "Iya, bahkan aa akan menjadi orang yg lebih baik dari mami, lebih amanah"

Azriel : "orang yg amanah itu apa sih mam?"

Aku : "Orang yang amanah itu, adalah orang yg pandai menjaga hidupnya yg dititipkan oleh Allah"

Azriel : "aa gak ngerti mam"

Aku : "iya, org2 yg amanah, orang yg tetap soleh dijalan Allah, soleh juga ke orang tua, ke saudara, ke teman2 yang lain"

Azriel : "oh gitu mam, ada nggak orang yg sperti itu mam"

Aku : "Insya Allah ada, sayang, nanti pun kalau aa sdh besar bisa mendapatklan teman yg amanah, kalo aa nanti pingin jadi apa?"

Azriel : "kalo diinget-inget kan mami pingin rumah bentuk jamur, aa pingin jadi arsitek mam, supaya bs bikinin mami rumah jamur, tapi, aa sebenernya pingin llanjutin kerjaan mami"

Aku : "iya sayang, aa belajar yg baik ya, yok kita bobo"

Azriel : "oke mam" [azriel membaca doa sblm bobo, lalu bilang : mam, selimutin aa pakai ayat qursyi]....

Sent from my Private Yahoo!

Tuesday, September 10, 2013

Rantai Kehidupan


Kehidupan ini bagaikan mata Rantai yang saling berkaitan untuk berputar dalam siklusnya. Memaknai rantai kehidupan, tidak hanya melihat bahwa hidup itu memang bergerak, melainkan setiap apa yang terjadi dalam kehidupan kita bagaikan rangkaian dari mata rantai satu kepada mata rantai lainnya yang bersambungan.

Hidup memang sebuah "proksima-kausa", Jika kita bersedia merenung sejenak dan menganalisa segala apa yang terjadi dalam hidup kita, kita menyadari bahwa setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, memang bersambungan dengan peristiwa lainnya, sebab dan akibat, serta satu peristiwa memaknai peristiwa lainnya. Tidak jarang kita mengerti terjadinya suatu peristiwa dalam hidup kita ketika kita menganalisa dan mendapatkan bahwa peristiwa ini terjadi karena adanya peristiwa yg terjadi sebelumnya. atau kita memahami peristiwa saat ini adalah untuk terjadinya kemungkinan peristiwa yang akan datang.


Dalam setiap hal yang datang dalam hidup kita, kita akan melakukan keputusan atas berbagai pilihan-pilihan yang didasari oleh pertimbangan kita, dan ini tentu saja sangat memerlukan "pemikiran yang piawai" dalam mengambil keputusan yang paling tepat dan terbaik agar mata rantai itu saling bersambungan sehingga motor kehidupan dapat terus bergerak.

Sama halnya terhadap makna dari setiap peristiwa, bagaimana akal pikiran dan nurani bathin saling berkolaborasi dengan baik untuk memahami setiap hal yang terjadi dalam hidup kita itu sebenarnya sebuah ketersambungan makna, proksima-kausa, agar setiap permasalahan yang timbul dalam kehidupan kita bisa kita lihat dari berbagai lintasan sudut positif dan negatif, dan mendorong akal dan nurani bertemu dalam satu titik Hikmah Positif yang bisa kita petik, untuk membuat pemikiran kita tentang kehidupan menjadi lebih positif lagi.

Memiliki Pemikiran bahwa kehidupan kita adalah PASTI memiliki hikmah terbaik, tentu saja bergantung kepada kita untuk memiliki kepiawaian pola pikir yang bisa memotivasi ke arah yang positif. Atau, kita akan terjerembab kepada putaran pikiran yang kusut dan ini akan membuat mata rantai kehidupan pikiran kita juga akan kusut. Jika rantai kusut, kita tidak memiliki arah kehidupan yang jelas. Kusutnya mata rantai mengakibatkan kita tidak bisa berpikir jernih, dan semua masalah terasa bertumpuk didalam kepala kita bagaikan seonggok mata rantai yang tidak bisa kita urai, overlapping, tumpang tindih, dan saa itulah, kita sulit berpikir.

Rantai memerlukan pelumas, tentu saja. Pelumas bisa dalam bentuk apa saja, seperti uang, fasilitas, kemudahan, dan lainnya, namun yang terpenting dari itu semua adalah IMAN.

Iman kepada Allah, adalah syarat mutlak bagi akal pikiran dan hati kita. Dengan demikian, kita senantiasa melihat segala sesuatunya dalam kejernihan dan keyakinan bahwa semua hal yang terjadi dalam hidup kita adalah pertimbangan terbaik yang Allah berikan untuk kita. Setiap keputusan yang kita ambil dari dasar pertimbangan bahwa Allah pasti memberikan makna pada setiap hal yang terjadi dalam hidup kita, maka kita senantiasa akan bergerah pada pola pikir yang sehat dan positif.

Sebuah peristiwa yang tiba-tiba muncul di hadapan kehidupan kita, pasti terselip sebuah pesan dari Allah, hanya tinggal bagaimana kita mencari dengan pandai dan terampil di bagian mana pesan itu terselip dalam peristiwa ini. Pesan itu, biasanya akan membawa kita pada sebuah peristiwa penting dalam kehidupan kita di masa yang akan datang. Ketika kita selalu berpikir bahwa Allah selalu melatih kita dari waktu ke waktu untuk bisa menjadi pandai dalam memaknai kehidupan, insya Allah semua keputusan akan terlahir sempurna untuk kehidupan kita di masa depan.

Apapun keputusan yang kita ambil, akan melahirkan sebuah prilaku, action, tindakan, dan setiap apapun tindakan yang kita lakukan, baik negatif atau positif, sesuai Janji Allah SWT didalam Alqur'an, bahwa Allah akan membayar seluruhnya dengan Lunas.

Oleh karenanya, Jangan pernah melupakan Janji Allah, bahwa Allah membayar kita dengan Lunas, sebutir debupun kebaikan, akan dibayar lunas bahkan di ganda-kan, begitupun sebaliknya.

Semoga kita semua bisa memaknai kehidupan kita. Amiin.