Saturday, November 5, 2016

Dimana Ukuwah saat Ramainya - Kasus Demo Anti Ahok 411

Dimana Ukuwah saat Ramainya - Kasus Demo Anti Ahok 411

Setelah di post tentang Ukuwah Islamiyah, Ukhuwah Insaniyah dan Ukhuwah Wathaniyah pada blog ini, satu hal yang menggelitik terkait dengan ramainya Aksi Damai Demo anti Ahok tanggal 4 November 2016 kemarin.

Beragam pendapat pro dan kontra, juga teraduknya emosi diseluruh lapisan masyarakat, yang menyelimuti langit Indonesia, melahirkan budaya peng-halal-an hujatan-hujatan antar sesama, setajam perbedaan yang dimiliki masing-masing pihak.

Untuk orang-orang yang memiliki kepentingan politik dan kutu loncat serta mafia-mafia politik dan demokrasi, rasanya tidak perlu kita bahas karena mereka berada di luar kontek keluhuran niat setiap ummat beragama di muka bumi ini.

Juga kepada seluruh pelaku pemerintahan dan regulator, kesatuan keamanan, yang tidak memiliki keluhuran budi pekerti, tidak perlu dibahas didalam tulisan ini. akan tidak nyambung konteksnya.

Akan tetapi, untuk seluruh elemen masyarakat yang tidak punya kepentingan apa-apa, murni dari hati dan pikiran yang dimiliki, apakah mereka tergiring atau tidak, adalah beban hati yang cukup berat untuk dialaminya, apalagi jika sampai meruncing dan memutuskan tali silaturahmi.

Putusnya tali silaturahmi, tentunya sangat mengancam gagalnya ukhuwah yang baik tercipta diseluruh Masyarakat Indonesia.

Tidak usah sebegitu luasnya, coba bayangkan disekeliling kita, dalam keluarga, didalam persahabatan, didalam lingkungan kerja, semua orang yang berinteraksi langsung dengan kehidupan kita sehari-hari.

Mari kita pikirkan bersama,

Pihak pro golongan dan kontra Golongan, masing-masing akan memiliki pemikiran dengan batas rasionalitas yang diyakini, ada dasar dan pertimbangan dalam jangkauan pemikiran-pemikiran dalam konstelasinya.

Perbedaan Pendapat dan pemikiran terebut belum tentu bisa disatukan, di dekatkan, atau bahkan saling memaksa menerima pendapat yang lainnya.

Contoh :
Pro Ahok akan berpikir demo 411 adalah sebagai kegiatan ber isu SARA dan PILKADA, seolah demo adalah menekan etinis china dan agama tertentu, dan berusaha memaksa orang-orang dalam lingkungannya menerima pemikiran ini.

Kontra Ahok, akan berpikir, kenapa para Pro Ahok selalu menuduh ini isu SARA dan Pilkada, padahal jelas-jelas, Golongan ini tidak mengusung area2 diluar keinginannya yang hanya 1 tuntutan. Meski berkali-kali dipropagandakan, tetap saja demikian tajam pergesekannya. 

Semua berdiri diatas pemikirannya sendiri-sendiri, sampai akhirnya salah satu denga yang lainnya terpecah, dan memilih untuk memblock temannya, saudaranya, rekan kerjanya, dan saudara sekandung sekalipun, meninggalkan keluarganya, keluar dari grup BBM dll.

Setelah letih bertikai, apa yang sekarang kita pikirkan ?

Sejak dulu sampai Lebaran Kuda sekalipun (meminjam istilah SBY), tidak ada satu orang pun berhak memaksa orang lain menerima pahamnya. Ini kebebasan yang dijamin undang-undang dan hak asasi manusia di belahan dunia manapun.

Kita lupa, ada hal-hal yang masih kita bisa nikmati, yaitu bagian terkecil saja, pelukan seorang saudara kandung, baik itu seiman atau tidak, satu etnis atau tidak, karena dunia ini memang plural.

Jadi tergantung pilihan masing-masing, apakah akan terus menciutkan jalan-jalan kedamaian ? atau meng-cope masalah ahok ini adalah benar-benar masalah remote AHOK bukan menghancurkan tatanan budaya Ukhuwah Wathaniyah !

Saran yang baik untuk kita semua adalah, 
1. Remote Problems. (seperti sahabat muslim bilang bahwa ini hanya antara Islam dan AHOK)
2. Kembali ke tatanan kehidupan yang benar
3. Lupakan post2 para Buzzer2 Gila yang dibayar oleh pemilik kepentingan (kalo perlu BLOCKED)
4. Gak usah perduli sama orang-orang pemerintah yang lacur.
5. Jangan Gagal Paham gak karuan









No comments:

Post a Comment