Thursday, August 10, 2017

Kebencian adalah salah satu tanda hatimu Tercuri !

Kebencian adalah salah satu tanda hatimu tercuri


Kebencian adalah salah satu tanda bahwa hatimu telah tercuri,

Pernahkah kita sadari, bahwa hati kita telah tercuri oleh tipu daya setan dan jin yang senantiasa mengganggu manusia untuk menjadi pengikut mereka.

Manusia tidak terlepas dari ikatan emosional, kita senantiasa lebur dengan setiap perasaan yang ada dalam hati, yang terlahir dari sebuah harapan, keinginan dan kebutuhan akan pencapaian kebahagiaan, kesenangan. 

Suatu kali kita terjebak dari semua itu, emosi kita akan "blending" membaur menjadi satu, dan kadang tidak terkendali hingga harapan untuk meraih apa yang kita inginkan kerap kali membuat kita lupa saat seandainya suatu kali kita terjatuh dan gagal meraihnya.

Rasa kekecewaan, akan ters muncul, dan dengan segala pembenaran dari alasan sebuah kegagalan, kekecewaan, muncul secara beragam, yang mudah adalah mencari kambing hitam atas sebuah kegagalan.

Dalam sebuah organisasi, pastinya ini akan terkait dengan harapan antar sesama anggota organisasi yang merupakan teamwork. Baik antar sesama level, atau antara atasan dan bawahan, serta sebaliknya.

Benih-benih kekecewaan, berbaur dengan upaya pencarian akar penyebab kegagalan yang telah terkontaminasi tingginya harga diri, membuat kita terus nyaman dengan zona pencarian kambing hitam, beragam prototype argumentasi yang tidak memiliki kualitas sportivitas yang mencukupi, kita cenderung kecewa dengan orang-orang sekitar, emosi yang terus bergulir dengan situasi ketidaknyamanan terus menciptakan ungkapan-ungkapan keluhan dan kekecewaan yang terkadang terlalu berlebihan, asumsi-asumsi dengan pandangan diri sendiri tanpa mau menempatkan pola pandang diri kepada pola pandang orang lain, egosentris berperan kuat, dan akhirnya ungkapan asumsi yang belum tentu kebenarannya semakin menyebar menjelar kemana-mana.

Gosip2 atas ungkapan kekecewaan, menutup mata kita, menutup hati kita, menutup akal pikiran kita sehingga tidak bisa berpikir lebih jernih selain menuruti apa kata emosi hati kita yang sudah tergelut dengan lilitan kemarahan dan kekecewaan.

akhirnya, situasi yang tidak kita bisa kendalikan ni lambat laun menjadi sebuah budaya Hati, budaya hati untuk terus melahirkan su'uzon-su'uzon yang terus mengiringi langkah, akal, pikiran dan hati kita, dan disinilah hati kita mulai tercuri.

Berkeraknya rasa negatif yang tidak terkendali memunculkan bentuk sebuah "kebencian", dan sesungguhnya kebencian adalah awal petaka tertutupnya pintu-pintu berkah kita. Kebencian yang mengakar, membuat kita tidak mampu melihat segala persoalan dengan jernih, dan menghargai seseorang dengan keseimbangan bahwa dalam setiap diri manusia ada kekurangan dan keterbatasan serta kelebihan dan kemampuan yang bisa kita hormati.

Pada hubungan Hablum minan-nas, antar sesama rekan kerja, sahabat, akhirnya hanya melahirkan hubungan komunikasi yang buruk, terlebih antara bawahan dengan atasan, atau atasan dengan bawahan. Semua perang dengan kekentalan suuzon yang tinggi, hal2 yang belum pasti menjadi sebuah gosip panas dan bergulir bagaikan bola liar, terhentinya kemampuan kita untuk berkhusnuzon. emua alur kerja sistem organisasi "blas" menadi berantakan.

Instruksi2 atasan yang berniat membangun, menjadi bagaikan suara masuk kanan keluar kiri. Pesan dan permintaan sahabat seakan seperti angin lalu, silaturahmi rusak oleh perilaku-perilaku diri kita sendiri.

Kita semua, tidak lebih pandai satu sama lain tentang hal ini, bukan juga salah satu merasa lebih ahli agama, akan tetapi, kewajiban untuk saling mengingatkan akan sebuah perubahan kebaikan, adalah tanggung jawab bersama, Untuk saling mengingatkan dan saling nasehat menasehati dalam kebaikan.

Jadi jangan biarkan hati anda tercuri ! apalagi hanya untuk sebutir nasi. 

No comments:

Post a Comment