Nabiyullah itu hanya 25, tidak ada selain itu bisa menyamakan diri kita selayaknya Nabi atau Rasul Allah SWT.
Mengkaji bagaimana cara berperilaku dalam hidup ini, betul merujuk kepada Alqur'an, percontohan para Nabi dan Rasul Allah SWT, tetapi tidak menyamakan segalanya.
JIka menjadikan Percontohan poligami yang dilakukan oleh Rasullullah SAW atau para Nabiyullah, harus siap dengan semua kajian secara rinci, tidak hanya pada batasan ber izin atau tidak, tapi menyeluruh dasar dan alasan berpoligami, jika tidak bisa mengkaji, kita akan terjebak dalam pusaran sulitnya pemahaman hakiki.
JIka kita semua merasa selayaknya seorang Nabi, masya Allah, seakan tidak ada umat yang perlu didakwahi.
Allah SWT menciptakan Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, karena memiliki "Akal", dimana Akal adalah keunggulan manusia memadukan keahlikan kepalanya berpikir logis, dan toleransi dari apa yang terlahir dari Hati nurani, yang kesemuanya menghasilkan pemikiran melalui nalar yang baik.
Postingan ini, sebagai ungkapan dan pernyataan apa yang aku yakini, tidak memaksa para pemirsa untuk ikut bersetuju dengan hal ini, dan Secara paralel, prinsip yang aku yakini ini, tidak memerlukan pemaksaan dari para pemirsa untuk didebat.
Ini bagian dari kewajiban seluruh umat islam dalam berDakwah tentang apa yang diyakini sebuah kebenaran, selebihnya, adalah hak masing-masing untuk menerima dan menolak.
Karena semua dari kita akan mempertanggungjawabkan segalanya dihadapan Allah SWT.
Dan kebenaran yang sempurna itu, hanya milik Allah SWT.
Tidak ada yang satu lebih pandai dari yang lain.
Referensi Kajian tentang dasar alasan Rasulullah SAW Memiliki istri silahkan di cek ke https://islamislogic.wordpress.com/…/16/istri-nabi-muhammad/
No comments:
Post a Comment