Ketika Langit Runtuh.
Assalammualaikum wr wb Sahabat,
Pada setiap orang, pasti memiliki titik lemah dalam
kehidupan ini, dan bagiku, titik lemah terdalam yang pernah aku alami yaitu Ketika Langit RUntuh, yaitu saat aku
harus berpisah dengan Ibunda tercinta saat beliau wafat pada tahun 2015 yang
lalu.
Berbagai cara aku lakukan untuk mengatasi semua rasa sedih
dan duka yang akku rasakan, dan akhirnya aku berfikir bahwa aku harus Kembali
kepada Alqur’an, agar hati terus menjadi tenang dan bisa Ikhlas menerimanya.
Awalnya aku mencari beberapa artikel di googlem lalu memeriksa Kembali ke Alqur’an untuk bisa
memahami lebih dalam lagi, dan juga bertanya kepada yang lebih faham mengnai
setiap apapun yang aku temui didalam perjalaan aku menyusuri semua Upaya
mencari kedamaian.
Beberapa ketentuan yang membuat aku lebih tenang adalah hal
hal sb yang au bagikan :
1.
Allah memberikan keteguhan bagi mukmin untuk
menjawab pertanyaan Malaikat di Alam kubur, sesuai dengan QS. Ibrahim: 27
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ
“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang
beriman dengan Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat..”
2.
Ketika seseorang meninggal dalam
keadaan baik, maka tanah pekuburan akan menyambutnya dengan penuh penghormatan.
HR. Ibnu Abid Dunya/Dhaif
"Berkata kubur kepada mayat
ketika diletakkan di dalamnya, 'Celaka engkau wahai anak Adam! Apakah gerangan
yang menjadikanmu melupakan aku? Tidakkah engkau tahu bahwa sesungguhnya aku
adalah rumah fitnah, rumah kegelapan, rumah kesendirian, rumah cacing? Apakah
gerangan yang menjadikanmu lupa dari mengingat aku ketika engkau melewati aku
sambil bersuara keras?' Ketika seseorang tersebut orang baik, maka ada
yang menjawab dari ucapan kubur tersebut, 'Tidakkah engkau tahu bahwa ia
(mayit) adalah seseorang yang selalu mengajak kebaikan dan mencegah
kemunkaran?1 Maka kubur pun berkata, 'Jika demikian, aku akan berubah menjadi
kebun hijau'
3.
"Tidaklah
seseorang mengunjungi kubur saudaranya, kemudian duduk di sisinya kecuali ahli
kubur tersebut akan merasakan kenyamanan sampai ia berdiri." (Ar Ruuh
hlm.14).
4.
Allah berfirman, “Allah
memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) roh (orang) yang belum mati
di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah roh (orang) yang telah Dia tetapkan
kematiannya dan Dia melepaskan roh yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang
berfikir.” (QS. Az-Zumar: 42)
5.
Ada tng menemnani di Alam Kubur : Apabila
mayat dikebumikan dikubur, maka dia akan tinggal keseorangan melainkan yang
akan menemaninya adalah amalannya ketika di dunia. Jika banyak amal solehnya
maka dia akan merasa gembira dan berbahagia, tetapi jika dia membawa amalan
dosa dan maksiat dan tidak sempat bertaubat kepada Allah SWT maka dia akan
berdukacita , sedih dan merasai amat takut untuk berhadapan dengan malaikat
Munkar dan Nakir.
6.
Riwayat Bazzar dengan sanad yang sahih dari Abi
Hurairah pula menegaskan : “Bahawa orang mukmin yang bakal meninggal
dunia dan menyaksikan apa yang ia saksikan (ketika sakaratulmautnya, ia
menyaksikan bakal tempat kediamannya di syurga), ia ingin skali kalo rohnya
segera keluar dan sedang Allah Taala suka menemui orang Mukmin."
7.
Ibnu Abi Dunia dari Aishah r.a. meriwayatkan,
Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud : “Tidak ada dari seorang lelaki
yang menziarahi kubur saudaranya dan ia duduk di sampingnya melainkan ia merasa
terhibur dengan dia dan dapat meneladaninya sehingga ia berdiri (berangkat
pulang).”
8.
Abi Daud Al-Thayalisy dari Jabir bin Abdillah
meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud : “Sesungguhnya
amalan-amalan kamu itu akan dilaporkan kepada keluarga kamu yang sedang di alam
kubur. Jika amalan kamu itu baik maka mereka bergembira dengannya tetapi
bilamana selain daripada itu, mereka berkata : Wahai Tuhan kami, ilhamkanlah
kepada mereka agar mereka beramal melakukan perbuatan taat.”
9.
At-Tirmidzi Al-Hakim pula dalam Nawadirul Usul
meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud : “Dilaporkan
amalan-amalan itu pada hari Isnin dan Khamis kepada Allah dan dilaporkan kepada
para Nabi dan para ibu bapa pada hari Jumaat. Mereka berasa senang dan gembira
dengan adanya kebajikan-kebajikan mereka dan bertambah cahaya wajah mereka
berseri-seri. Kerana itu takutlah kamu kepada Allah dan janganlah mengganggu
orang-orang yang telah meninggal dunia.”
10. Hubungan
Ruh dengan orang yang hidup ada tiga:
a.
Pertama, pertemuan ruh orang yang telah
meninggal dengan ruh orang yang masih hidup di alam mimpi (QS. Az-Zumar : 42)
b.
Kedua, Allah memperlihatkan keadaan keluarga
yang masih hidup kepada beberapa orang yang telah meninggal
c.
Ketiga, ruh orang yang meninggal mendatangi
keluarganya di alam nyata (QS. Al-Mukminun: 99 – 100)
11. dan
: Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu
mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (QS.
Ali Imran: 169)
12. Berbaktilah
semasa orang tua hidup, dan setelah orang tua wafat, Artinya meski sudah wafat
pun kita masih bisa menyampaikan bakti kita kepada mereka, diantaranya adalah :
a.
Mendoakan, menepati janji dan nadzar Orang Tua
b.
Membina Hubungan Baik dengan Kawan Ibu-Bapak
c.
Berziarah ke Kubur Ibu-Bapak
d.
Amalan shalih yang dilakukan anaknya
e.
Doa anak yang shalih kepada kedua orang tua dan
memintakan ampunan atas dosa-dosanya QS. al-Isra` [17]: 24
f.
Termasuk berbuat baik kepada orang tua setelah
meninggalnya adalah dengan cara memuliakan teman-temannya, sanak kerabat dan
saudara-saudaranya
g.
Termasuk berbakti kepada orang tua setelah
meninggalnya adalah dengan bersedekah berupa ilmu, membangun masjid, menggali
sumur, memberi mushaf, dll dari amal jariyah yang akan sampai pahalanya kepada
orang tuanya
h.
Menunaikan wasiatnya jika tidak melanggar
syar’i, membayarkan hutangnya baik harta maupun puasa nadzar
13. Bagi
Orangtua yang memiliki anak yang shaleh/ah, akan :
a.
Amalannya akan terus bertambah dan mengalir
sampai hari kiamat
b.
Akan dinaikkan derajatnya di surga, disebabkan
sang anak memintakan ampunan kepada Allah Ta'ala untuknya
c.
Akan berkumpul di akhirat bersama anak
cucu yang beriman, sebagaimana firman Allah [“Dan orang-oranng yang
beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami
hubungkan anak cucu mereka dengan mereka (ditinggikan derajatnya sebagaai
derajat bapak-bapak mereka dan dikumpulkan dengan bapak-bapak mereka dalam surga),
dan Kami tiada mengurangi sedikit¬pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap
manusia terikat dengan apa yang dikerjakan¬nya.” QS. ath-Thuur [52]:21]
14. “Jika
anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah
jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa kepadanya.”
(HR Muslim)
Berangkat dari penjelasan diatas,
berangsur-angsur, Ketika kita merasa frustasi dan sedih yang mendalam, akhirnya
aku bisa merasa lebih lega, karena aku yakin.
·
Allah SWT meneguhkan iman kedua orangtuaku
karena mereka seorang mukmin
·
Allah menyayangi mereka dan menjamin rizki rizki
mereka
·
Wafatnya mereka tidak akan pernah memisahkan aku
dan mereka, mereka tetap ada namun d alam yang berbeda, mereka sedang menunggu
kita, karena suatu hari kita akan bertemu dan berkumpul lagi sebegaimana adanya
kehidupan di alam barzakh, sepanjang aku memiliki nilai nilai amal idabah yang
minimal sama dengan kedua orangtua ku
·
Dalam perpisahan sementara di beda ala mini pun
aku masih bisa bertemu dalam mimpi, masih bisa bersambungan melalui doa, dan
setiap komunikasi ghaib doa dan pahala sedekah, insya Allah selalu tersampaikan
kepada kedua rang tuaku, karena itu akan tersambung sebagai bonus bonus pahala
·
Yang penting aku melestarikan ajaran ajaran
terbaiknya ahar menjadi amal jariyah bagi mereka, aku melakukan kebaikan dan
amal saleh serta semua pahala diupayakan bernilai gandam untukku dan untuk
kedua orangtua ku
·
Mereka akan juga terus berdoa untuk kita
anak-anaknya yang akan terus mengawal kita selalu berada dijalan Allah swt.
Semoga bermanfaat